Ginting bisa mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimiliki dan kemenangannya membawa semangat baru untuk menghadapi ajang berikutnya di Indonesia Open.
Jakarta (ANTARA) - Anthony Sinisuka Ginting menjadi satu-satunya wakil Timnas Bulu Tangkis Indonesia yang sukses menyabet gelar Singapore Open 2023 sekaligus mempertahankan status juara dari turnamen berkategori BWF Super 750 itu.
Dalam turnamen yang berlangsung pada 6-11 Juni 2023, atlet tepok bulu dari nomor tunggal putra tersebut menjadi penyelamat muka Indonesia dalam kompetisi bulu tangkis di Singapura.
Bagaimana tidak? Skuad Merah Putih sebelumnya begitu optimistis bisa kembali menikmati panen gelar dari Singapore Open sebagaimana edisi tahun sebelumnya, yang kala itu Indonesia membawa pulang tiga gelar juara.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky mengakui skuadnya membawa ambisi besar sebelum bertolak ke Singapura. Ia menaruh harapan besar kepada para anak didiknya untuk kembali mempertahankan dominasi yang pernah didulang pada 2022.
Ia tak menampik bahwa timnas punya keinginan kuat untuk mengulangi kesuksesan di Singapura. Tak hanya soal menyabet gelar juara, tapi Singapore Open juga menjadi turnamen yang termasuk dalam perhitungan poin ke Olimpiade Paris 2024.
Namun nasib berkata lain, dua wakil Indonesia yang menjadi juara pada 2022 justru rontok, bahkan sebelum mencapai babak final. Dua kampiun yang dimaksud ialah ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Pasangan Apri/Fadia menjadi yang pertama tersingkir, yaitu hanya mencapai babak 16 besar. Pasangan unggulan keenam itu tak mampu keluar dari tekanan saat bertemu Rin Iwanaga/Kie Nakanishi dari Jepang.
Skor tiga gim 19-21, 21-19, 15-21 menjadi penentu kekalahan Apri/Fadia yang begitu mengecewakan. Duo Indonesia mengakui bahwa permainan mereka tidak konsisten sehingga menjadi bulan-bulanan Rin/Kie pada poin-poin kritis.
Permainan yang tak stabil, banyak membuat kesalahan pukulan, serta inkonsistensi menjadi faktor kegagalan Apri/Fadia dalam upayanya mempertahankan gelar juara di Singapura.
Sementara itu, langkah ganda putra Leo/Daniel berakhir lebih baik dibanding Apri/Fadia. Pasangan berjuluk The Babies itu melaju hingga babak perempat final.
Sayangnya, mereka dijegal wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam pertandingan yang menghabiskan durasi 78 menit. Pertandingan mereka berakhir dengan kekalahan rubber game 21-18, 16-21, 20-22.
Evaluasi
Menyikapi kekalahannya pekan lalu, Apri mengutarakan kekecewaannya. Menurutnya atlet peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu, ia bermain tidak konsisten.
Faktor tersebut membuatnya kesulitan menambah poin, sedangkan lawan justru lebih mudah mendapatkan poin. Situasi tersebut membuat Apri cukup frustrasi karena tak bisa keluar dari tekanan.
Komunikasi intensif yang dia bangun dengan Fadia jelang akhir pertandingan pun tak membuahkan hasil. Lawan masih tetap menunjukkan kuasanya di lapangan hingga gim berakhir.
Meski begitu, Apri berusaha mengambil sisi positif dari hasil minor tersebut. Dia meyakini bahwa komunikasinya dengan Fadia sudah berjalan dengan baik dan chemistry antara mereka sudah sejalan dan seirama.
Hanya, konsistensi permainan menjadi hal yang patut menjadi perhatian mereka agar segera dibenahi. Menjadi tugas pelatih pula memoles keduanya agar konsisten dengan penampilan terbaik mereka.
Kepala Pelatih Ganda Putra Pelatnas PBSI Herry Iman Pierngadi juga ikut urun sikap soal kekalahan salah satu pasangan asuhannya.
Herry menerima kenyataan bahwa Leo/Daniel gagal mempertahankan gelar juara, namun ia menilai kualitas permainan anak asuhnya tersebut sudah baik di Singapore Open. Apalagi dalam catatan pertemuan antara Leo/Daniel dan Aaron/Soh belum menemukan stabilitas.
Dalam arti, rekor kedua pasangan tersebut masih diwarnai menang-kalah dan belum mencapai titik di mana salah satu pasangan menjadi lebih dominan.
Pelatih berjuluk Naga Api itu menilai Leo/Daniel kerap melakukan kesalahan pengembalian pada poin-poin kritis. Hal tersebut menjadi faktor krusial yang justru mengantarkan lawan pada kemenangan.
Namun Leo/Daniel sudah tampil baik dari segi teknik dan keterampilan, bahkan bisa mengimbangi permainan Aaron/Soh yang semakin solid setelah menyandang gelar juara dunia.
Walau tak sesuai target, Herry memastikan performa Leo/Daniel sudah sangat luar biasa. Ia melihat keberanian yang tinggi dari anak asuhnya saat memasuki gim ketiga.
Meski hasilnya tak optimal, penampilan Leo/Daniel dinilai sudah tampil bagus.
Lebih percaya diri
Menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada partai puncak,dan mengakhiri turnamen sebagai pemenang, dipastikan akan menambah tingkat kepercayaan diri Ginting.
Hal itu diungkapkan Asisten Pelatih Tunggal Putra Harry Hartono yang turut menyertai Ginting saat bertanding pada babak final, Minggu (11/6).
Harry menuturkan Ginting berhasil jadi juara karena bisa memaksimalkan strategi yang sebelumnya sudah didiskusikan. Untuk bisa menang, ia memang harus lebih agresif dan menguasai permainan depan.
Semua strategi yang disiapkan bisa berjalan dengan lancar, meskipun pada awal gim sempat kehilangan angka karena lambat start dan lawan lebih dulu mengambil inisiatif permainan di depan.
Harry sangat mengapresiasi penampilan anak asuhnya itu selama di Singapura. Ginting bisa mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimiliki dan kemenangannya membawa semangat baru untuk menghadapi ajang berikutnya di Indonesia Open.
Selain meningkatkan rasa percaya diri, kemenangan Ginting di Singapore Open juga menambah motivasi rekan-rekannya. Diyakini bahwa keberhasilan tersebut bakal memberi hawa positif bagi sektor tunggal putra Pelatnas Cipayung.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023